Saturday, May 26, 2007

Tak perlu kata-kata

Seandainya burung punya tangan, akankah ia menulis untuk anak-anaknya tentang
pelajaran terbang? Tentang bagaimana mengepakkan sayap, menelusuri angin, atau
menukik berkelok-kelok? Pasti tidak. Bahkan tak perlu. Sebab, manusia pun tak
banyak menggunakan kata-kata untuk melukiskan sesuatu. Tak perlu seorang penari
menulis bagaimana sebuah tarian pantas dilenggokkan. Tak usah seorang pemahat
menulis bagaimana sebuah bongkah kayu harus diukir. Tak cukup kata untuk
mengungkapkan semua itu. Karena, yang dibutuhkan adalah contoh nyata - teladan
- yang dapat disentuh, dirasa, dan kasat mata.

Tak habis orang menulis bertebal-tebal kitab untuk mengungkapkan: "bagaimanakah
menjadi seorang pemimpin yang baik." Betapa terbatasnya kata, bahkan untuk
sebuah yang "baik" pun takkan pernah cukup untuk melukiskannya. Itulah mengapa
pemimpin yang baik tak berada di balik kata-kata, melainkan menjadi sebuah
teladan - contoh nyata - yang dapat disentuh, dirasa, dan kasat mata. Sent by Dodi

Aku pernah datang dan aku sangat penurut

Kisah tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola
mata yang indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan
hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata terakhir yang ia
tinggalkan adalah 'saya pernah datang dan saya sangat penurut'.

Anak ini rela melepaskan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki
dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan orang
Chinese seluruh dunia. Dia membagi dana tersebut menjadi tujuh bagian, yang
dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang berjuang menghadapi kematian,
dan dia rela melepaskan pengobatannya.

Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya. Dia hanya
memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang
bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen
Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia tidak menemukan pasangan
hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak kecil ini, mungkin tidak ada lagi
orang yang mau dilamar olehnya.

Pada tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana papanya
menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah papanya
menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak
ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 November jam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah,
papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja
bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut, dengan
menghela nafas dan berkata, "Saya makan apa, maka kamu juga ikut apa yang saya
makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu Yuan.

Ini adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang
anak, tidak ada ASI dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya mampu memberi
makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka dari kecil anak ini
tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak ini sangat penurut dan
sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun tumbuh dan bertambah besar serta
memiliki kepintaran yang luar biasa. Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat
pintar walaupun dari kecil sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai Yu
Yuan.

Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur lima
tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju,
memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia
sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain memiliki sepasang orang
tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa. Keluarga ini hanya mengandalkan
dia dan papa yang saling menopang. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut
dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk
sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus giat belajar dan menjadi
juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat papanya yang tidak berpendidikan
menjadi bangga di desanya.

Dia tidak pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap
hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya diceritakan kepada papanya.
Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah untuk
menguji papanya. Setiap kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan
bahagia. Walaupun tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa
hidup bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.

Mulai dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi
saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya sudah
penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan berbagai cara
tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut sehingga papanya membawa Yu Yuan ke
puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu juga
mengeluarkan darah dan tidak mau berhenti. Di pahanya mulai bermunculan
bintik-bintik merah. Dokter tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan
ke rumah sakit untuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak
mendapatkan nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri
di kursi yang panjang untuk menutupi hidungnya.

Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi
lantai. Karena papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil
untuk menampung darah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh
menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar dari
hidung Yu Yuan. Dokter yang melihat keadaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan
untuk diperiksa. Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena
Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya
sebesar $ 300.000. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di
ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan anaknya. Dengan
berbagai cara meminjam uang ke sanak saudara dan teman dan ternyata, uang yang
terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya mengambil keputusan untuk menjual
rumahnya yang merupakan harta satu satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh,
dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan
seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian
kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih.

Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya, air mata pun mengalir dikala
kata-kata belum sempat terlontar. "Papa, saya ingin mati". Papanya dengan
pandangan yang kaget melihat Yu Yuan, "Kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau
mati?". "Saya adalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak
berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah
sakit ini."

Pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf,
menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur delapan
tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya
sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak
pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua permohonan kepada papanya. Dia
ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata kepada papanya, "Setelah
saya tidak ada, kalau papa merindukan saya lihatlah foto ini".

Hari kedua, papanya menyuruh bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli
baju baru. Yu Yuan sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya
memilihkan satu rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu
mencoba dia tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di sebuah
studio foto. Yu Yuan kemudian memakai baju barunya dengan pose secantik mungkin
berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha tersenyum, pada akhirnya juga
tidak bisa menahan air matanya yang mengalir keluar.

Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar
Cheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan
hilang ditiup angin. Setelah mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan
Yuan kemudian menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara
detail. Cerita tentang anak yang berumur 8 tahun mengatur pemakamannya sendiri
dan akhirnya menyebar ke seluruh kota Rong Cheng.

Banyak orang-orang yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari
ibu kota sampai satu negara bahkan sampai ke seluruh dunia. Mereka mengirim
email ke seluruh dunia untuk menggalang dana bagi anak ini. Dunia yang damai ini
menjadi suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang. Hanya dalam waktu
sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese di dunia saja telah mengumpulkan
560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.

Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua orang.
Setelah itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir
dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada untuk
mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan juga telah
dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan. Ada seorang teman di
email bahkan menulis, "Yu Yuan, anakku yang tercinta. Saya mengharapkan
kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya mendoakanmu cepat kembali ke
sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh besar dan sehat. Yu Yuan, anakku
tercinta."

Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu
kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah terkumpul, membuat
jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan untuk terus bertahan hidup. Yu
Yuan akhirnya menerima pengobatan dan dia sangat menderita di dalam sebuah pintu
kaca tempat dia berobat. Yu Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus.
Ketegaran anak kecil ini membuat semua orang kagum padanya. Dokter yang
menangani dia, Shii Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan
mendatangkan mual yang sangat hebat.

Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah. Tetapi Yu Yuan tidak
pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan pemeriksaan sumsum tulang
belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan dadanya, tetapi Yu Yuan tidak
menangis dan juga tidak berteriak, bahkan tidak meneteskan air mata. Yu Yuan
dari lahir sampai maut menjemput tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu.
Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi anak perermpuannya,
air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung. Hari kedua saat dokter Shii Min
datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil dengan sebutan Shii Mama.

Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min kaget, dan kemudian dengan
tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik". Semua orang mendambakan sebuah
keajaiban dan menunggu momen dimana Yu Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak
masyarakat datang untuk menjenguk Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu
Yuan dari email. Selama dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang
menerobos sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan di pencernaan dan
selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu Yuan
sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik dari kesembuhan
Yu Yuan.

Tetapi efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah
menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain fisik Yu
Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut fisik Yu Yuan semakin
lemah. Pada tanggal 20 Agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan,
"Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?". Wartawan tersebut
menjawab, "Karena mereka semua adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudian
berkata, "Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itu pun
menjawab, "Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar
bisa berubah menjadi semakin baik".

Yu Yuan dari bawah bantal tidurnya mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada
ke Fu Yuan. "Tante ini adalah surat wasiat saya." Fu Yuan kaget sekali, membuka
dan melihat surat tersebut. Ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pengaturan
pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak yang berumur delapan tahun yang
sedang menghadapi sebuah kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat
wasiat dan dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan
diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. Dalam satu artikel itu nama Fu
Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan sebutan singkat tante wartawan.
Dibelakang ada enam belas sebutan dan ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal.
Dia juga ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang
yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai jumpa tante,
kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan sedikit dari dana
pengobatan ini bisa dibagikan kepada
sekolah saya. Dan katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya
meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti
saya. Biar mereka lekas sembuh".

Surat wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi
pipinya. "Saya pernah datang, saya sangat patuh", demikianlah kata-kata yang
keluar dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan di
pencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa
mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya berusaha mencuri makan, Yu
Yuan mengambil mie instant dan memakannya. Hal ini membuat pendarahan di
pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter dan perawat pun secepatnya memberikan
pertolongan darurat dan memberi infus dan transfer darah setelah melihat
pendarahan Yu Yuan yang sangat hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis.
Semua orang ingin membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa
membantunya.

Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut akhirnya meninggal
dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima kenyataan ini melihat malaikat
kecil yang cantik yang suci bagaikan air sungguh telah pergi ke dunia lain. Di
kecamatan She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu
Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka cita dengan karangan bunga
yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan pelan "Anak
kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit, kepakkanlah kedua
sayapmu. Terbanglah..........." demikian kata-kata dari seorang pemuda tersebut.

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di
depan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar kepergian Yu
Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal oleh Yu Yuan semasa
hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena leukemia dan melepaskan pengobatan
demi orang lain, maka datanglah papa mama dari berbagai daerah yang diam-diam
mengantarkan kepergian Yu Yuan. Di depan kuburannya terdapat selembar foto Yu
Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan
aku sangat patuh" (30 November 1996 - 22 Agustus 2005). Dan dibelakangnya
terukir perjalanan singkat riwayat hidup Yu Yuan.

Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih hidup telah menerima kehangatan
dari dunia. Sesuai pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut
disumbangkan kepada anak-anak penderita leukimia lainnya. Tujuh anak yang
menerima bantuan dana Yu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling
Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua
berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang berjuang
melawan kematian. Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan
dari Yu Yuan di rumah sakit Hua Xi berhasil melakukan operasi. Senyuman yang
mengambang pun terlukis diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan
dari kehidupan Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami
diatas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya
dengan kata-kata 'Aku pernah datang dan aku sangat patuh'".

Demikianlah sebuah kisah yang sangat menggugah hati. Seorang anak kecil yang
berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat sakit yang
dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya kepada orang tuanya,
akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari kalangan dunia. Walaupun hidup
serba kekurangan, dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama. Inilah contoh
yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat sesuatu yang
bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan perhatian kepada orang
yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti inilah yang dinamakan pribadi seorang
pengasih. sent by Harry P

Thursday, May 3, 2007

I am your Best Friend not your Guardian Angel

Ketika saya kenal sama kamu, saya adalah temanmu.
Ketika kita sering bercerita, menghabiskan waktu bersama, saling berbagi suka dan duka, saling tolong menolong satu sama lain, saya adalah sahabatmu.

Ketika saya menjadi sahabatmu tetap semuanya akan sama seperti sebelumnya tapi perasaan suka dan duka yang kamu rasakan akan saya rasakan sebagaimana kamu merasakannya. Tak peduli seberapa besar perbedaan diantara kita

Ketika kamu butuh pertolongan saya harus ada disana dan membantu karena saya yakin ketika saya membantu mu Tuhan akan menyediakan orang lain untuk membantu saya disaat saya membutuhkan pertolongan dan kamu tidak disana. Saya tidak pernah ingin memberi dari kelebihan saya tetapi dari kekurangan saya, karena itu lebih mulia.

Saya sahabat mu yang masih manusia, Tuhan memberikan saya kasih sayang dan saya ingin membagikannya kepada mu tapi saya tetap manusia yang tidak mempunyai sayap untuk menjadi malaikat mu yang sempurna yang tidak pernah kecewa. Saya sahabat mu yang masih mempunyai rasa kecewa, bosan, marah yang bisa membuat persahabatan kita tidak selalu berwarna indah seperti di surga.

Tersenyum di samping mu saat kamu cerita bahagia, menghibur di samping mu saat kamu merasa susah, menyendengkan telinga ku untuk mendengar semua cerita mu, berdiri dan mengulurkan tangan ku untuk mu saat kamu membutuhkan pertolongan, jujur dan berkeluh kesah saat kamu mengecewakan ku, menangis saat kamu menyakiti ku, diam tak menjawab telepon mu karena aku tak ingin marah atas semua perlakuan mu. Semua itu akan saya lakukan karena saya adalah Sahabat mu bukan Malaikat mu.

Respect ur Friendship forever