Wednesday, July 15, 2009

Kupu-Kupu


Sebuah kisah nyata tentang Keberanian dan Kasih
oleh David L. Kuzminski

Ketika berjalan kaki menyusuri sebuah jalur kecil di samping pepohonan di
Georgia, saya melihat sebuah genangan air di depan saya.
Saya mengambil keputusan untuk mengitarinya pada bagian yang tidak becek.
Sewaktu saya menghampiri genangan itu, tiba-tiba saya diserang!

Saya tidak menghindar karena serangan itu begitu tiba-tiba dan datang dari
sumber yang sangat tak terduga.

Saya terkejut namun tidak terluka sekalipun sudah diserang empat atau lima
kali. Saya mundur selangkah dan penyerang saya berhenti menyerang.
Penyerang itu melayang di udara; dia adalah seekor kupu-kupu dengan sayapnya
yang indah.
Seandainya saya terluka saya tidak akan menganggap kejadian itu
menakjubkan. Tentu saja saya tidak terluka, dan saya tertawa melihatnya.
Seekor kupu-kupu menyerang saya!

Setelah berhenti tertawa, saya melangkah maju lagi. Penyerang saya kembali
menyerang saya.

Ia menabrakkan dirinya pada dada saya, menyerang saya berkali-kali dengan
segenap kekuatannya, berusaha mendorong saya.

Untuk kedua kalinya, saya mundur selangkah sementara kupu-kupu itu
berhenti. Lalu saya maju lagi, dan dia pun kembali menyerang. Saya diserang
pada dada saya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan kecuali mundur
lagi. Lagipula, tidak setiap hari saya bisa mengalah bertarung dengan seekor
kupu-kupu.

Kali ini, saya mundur beberapa langkah ke arah lain untuk melihat mengapa
kupu-kupu itu menyerang saya. Dia terbang merendah dan kemudian mendarat di
tanah kering di samping genangan air tadi. Saat itulah saya menyadari
mengapa dia tadi menyerang saya. Kupu-kupu itu mendarat dekat seekor
kupu-kupu lain yang kemungkinan adalah pasangannya, dan pasangannya itu
sedang sekarat. Berdiam di dekat pasangannya, kupu-kupu itu membuka dan
menutup sayapnya seolah-olah untuk mengipasinya. Saya hanya dapat mengagumi
kasih dan keberanian kupu-kupu itu untuk menjaga pasangannya.

Kupu-kupu itu berani menyerang saya demi hidup pasangannya, sekalipun sudah
jelas bahwa pasangannya sebentar lagi akan mati dan saya begitu besar untuk
dihadapi.
Dia melakukan hal itu agar pasangan mendapatkan sedikit perpanjangan waktu
untuk hidup, karena jika tidak saya sudah akan menginjaknya tadi.
Sekarang saya tahu untuk siapa dan mengapa ia bertaruh nyawa seperti itu.
Cuma ada satu pilihan bagi saya. Perlahan-lahan saya mengambil jalur yang
lain, sekalipun jalur itu sangat becek dan berlumpur. Keberanian kupu-kupu
itu untuk menyerang sesuatu yang ribuan kali lebih besar dan lebih berat
dari dirinya sendiri demi keamanan pasangannya telah menggugah hati saya.

Saya tidak dapat melakukan hal yang lain kecuali memilih jalan yang kotor
dan membiarkan kupu-kupu itu menemani pasangannya yang tengah sekarat. Dia
layak untuk menghabiskan waktu-waktu terakhir bersama pasangannya tanpa
diganggu oleh saya. Setelah meninggalkan mereka, saya membersihkan sepatu
saya yang kotor dan segera menuju ke mobil.

Sejak saat itu, saya selalu berusaha untuk mengingat keberanian kupu-kupu
itu setiap kali saya melihat masalah menghadapi saya. Saya menggunakan
keberanian kupu-kupu itu sebagai inspirasi dan untuk mengingatkan saya bahwa
hal-hal yang baik patut untuk diperjuangkan sekuat tenaga.

No comments: