Monday, December 11, 2006

7 Hambatan menjadi Kreatif

If you embrace possibility thinking,
your dreams will go from molehill to mountain size,
and because you believe in possibilities,
you put yourself in position to achieve them.

Jika Anda merangkul cara berpikir yang selalu melihat pada kemungkinan,
maka perwujudan mimpi Anda akan berkembang dari kemungkinan yang hanya
sebesar tahi lalat menjadi sebesar gunung,
dan karena Anda percaya akan kemungkinan,
Anda memampukan diri Anda untuk mewujudkan mimpi tersebut.

John C. Maxwell, Leadership expert



7 Hambatan Untuk Menjadi Kreatif

Oleh: Prof. Roy Sembel,
Direktur MM Finance and Investment, Universitas Bina Nusantara
Sandra Sembel, Pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@...)

Siapa bilang kreativitas hanya milik para seniman? Siapa bilang kreativitias
hanya milik orang muda? Siapa bilang orang sukses saja yang kreatif?
MenurutCarol K Bowman (Creativity in Business),
setiap orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45
tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif.
Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam
diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu
memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda
simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa
diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan
untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
"Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini
dengan lebih cepat?" "Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah,
saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan
yang diperintahkan." Yah, rasa takut
gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat
seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum
menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam
pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence
Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan `post-it'
notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
"Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru? Dengan begini saja saya sudah
nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?" Ternyata
bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan.
Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang
sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan
kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh
rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong
untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun
menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang
pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh
para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada
keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk
menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai
perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser
kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit
kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
"Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada
habis-habisnya." Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti
rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan
Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus
untuk mengisi `kehausan' Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap
minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau
perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti
perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu
dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda
bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai
penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke
lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum
akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album
pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
"Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah.
Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar."
"Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak
yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya,
biarlah atasan saya saja yang memikirkannya." Ini merupakan beberapa contoh
kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran
jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif
sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak
malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun
mencoba yang baru.

Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk
memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhankali
sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa
yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk
mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?

Hambatan 5: Birokrasi
"Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya
sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali
karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak
ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan
keputusanyang lama,
atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini
sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide
dan usulan perbaikan.
Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi,
sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi
oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi
yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen,
banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnisyang
lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar
bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para
pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.


Hambatan 6: Terpaku Pada Masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan
. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi
masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa
terdorong untuk memacu kreativitas agar
dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif.
Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep
ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia
memanfaatkan kreativitasnya sampai
akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan
mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya
ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah
satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Hambatan 7: "Stereotyping"
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum
terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir
kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah
sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah
saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani
keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika
wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima
saja semua pandangan umum yang berlaku di
masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang
diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan
layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek
dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat
wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden
direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.
Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya.
Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa
menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka.
Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan
kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil
tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas
itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah
Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?

Selamat mencoba

No comments: