Monday, December 11, 2006

Why forgive

Hari ini dapet cerita temen soal acara oprah, ada cerita anak2 yang suka mencekik diri sendiri sampai pingsan demi mendapat sensasi 'aneh' saat sadar. Ada lagi kisah seorang ibu yang mampu memaafkan seorang pengemudi ugal-ugalan yang telah menyebabkan kematian anaknya. Suatu yang luar biasa, menurut teman saya. Mengingatkan akan kisah-kisah serupa yang ditampilkan dalam buku berjudul why forgive. Diawali dengan kisah seseorang yang tidak mampu memaafkan dan apa akibatnya. Tidak mampu memaafkan membuat seseorang menderita, dendam yang tak berkesudahan dan keinginan untuk membalas (to get even kata si bule) berdampak negatif dan destruktif terhadap diri sendiri. Sayangnya budaya kita saat ini mendidik kita untuk membalas, kalo ditampar pipi kanan yah minimal dibalas dengan bogem mentah. Mengapa kita perlu memaafkan orang yang telah menyakiti kita (betapa pun sakitnya) ? Alasanya adalah demi diri kita sendiri, agar kita bisa meneruskan dan menikmati hidup yang cuma sekali ini. Sesuatu yang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan (memaafkan), tapi perlu. Seseorang yang sudah berhasil memaafkan pun kadang-kadang mengalami re-lapse, artinya kemarahan dan dendam kembali timbul, tapi dengan upaya dan keinginan yang kuat tentu tujuan akhir dapat tercapai. Akhirnya toh hidup harus jalan terus, "the show must go on" kata si presenter tv. Akhir kata, ketika disakiti, kita punya pilihan untuk tetap sakit hati dan hidup penuh dendam, atau memilih untuk memaafkan dan terus melanjutkan hidup dengan kedamaian pikiran. Tak semudah membalik telapak tangan, tapi rasanya cukup layak dicoba. wassalam, -santo yang lagi belajar nulis...

Author : Santo S (salah teman penulis yang gwe kagumi)
Friday, 22 September 2006

No comments: